Beberapa waktu yang lalu kita di suguhkan berita bahwa Indonesia mengimport beras. Bagaimana mungkin wilayah yang luas akan sawah tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia. Sungguh sangat tidak logis kan gaeess.
Oke kita bahas satu persatu penyebabnya,
Ini merupakan ironi, dari sejak saya kecil pasti dibilang "jangan seperti bapak yang seorang petani". Memang sebagai orang tua pasti ingin melihat anaknya bekerja yang tidak berat. Tetapi di sisi lain hal ini telah membuat kita menjadi krisis petani, karena tidak mau menjadi petani lagi.
Mungkin beberapa tahun yang akan datang kita tidak memiliki petani lagi. Mungkin pemerintah dan kita tentu saja mencari sebuah inovasi agar menjadi petani tidak terasa berat untuk dilakukan. Mungkin kita bisa mencontoh jepang, dimana sawah juga dijadikan sebagai sebuah karya seni. Jadi ada selingan ketika menjadi petani begitu berat.
Semoga tidak terjadi kelangkaan petani di Indonesia.
Oke kita bahas satu persatu penyebabnya,
Bibit yang mahal
Faktor utama dalam pertanian salah satunya adalah masalah bibit, banyak dikeluhkan para petani bahwa mereka tidak mendapatkan bibit yang murah sehingga modal awal sangat besar, sehingga para petani beralih ke bibit yang berkualitas sedang. Dan tentu saja hasil yang tidak memuaskan.Kondisi tanah
Beberapa puluh tahun yang lalu tanah di persawahan sangatlah subur, namun semenjak penggunaan pestisida dimana dulu membantu mengusir hama telah membuat tanah sawah menjadi tidak begitu subur lagi.Sawah tumbuh bangunan
Ini yang saat ini sering kita jumpai, tanah persawahan diubah fungsinya menjadi bangunan, rumah, gudang, dan lain lain. Sehingga jumlah lahan garapan semakin menurun.Tidak ada penerus
Ini adalah faktor yang sedang kita hadapi, pada saat ini anak muda mana yang mau bekerja panas panasan disawah. Mereka ingin bekerja di kantor dan di tempat yang enak tentunya. Menjadi petani begitu berat, bekerja dibawah terik matahari, sabar menghadapi hama, belum lagi kalau gagal panen. Mereka pasti akan memilih bekerja didalam ruangan yang lebih sejuk.Ini merupakan ironi, dari sejak saya kecil pasti dibilang "jangan seperti bapak yang seorang petani". Memang sebagai orang tua pasti ingin melihat anaknya bekerja yang tidak berat. Tetapi di sisi lain hal ini telah membuat kita menjadi krisis petani, karena tidak mau menjadi petani lagi.
Mungkin beberapa tahun yang akan datang kita tidak memiliki petani lagi. Mungkin pemerintah dan kita tentu saja mencari sebuah inovasi agar menjadi petani tidak terasa berat untuk dilakukan. Mungkin kita bisa mencontoh jepang, dimana sawah juga dijadikan sebagai sebuah karya seni. Jadi ada selingan ketika menjadi petani begitu berat.
Semoga tidak terjadi kelangkaan petani di Indonesia.
No comments:
Post a Comment